BIPOLAR 12 Tahun Apakah Harus Konsumsi Obat Terus? Saya Bisa Sembuh 100 Persen

banirisset

Pengalaman tentang Bipolar

Pada awalnya ditahun 2004 saya mengalami sebuah situasi dimana ketika saya melihat lampu mobil, saya ingin sekali menabrakan motor ke arah semua lampu-lampu yang silau itu, dan hal ini berlangsung berhari-hari hal ini diikuti dengan tidak bisa tidur pada malam hari, gelisah, ketakutan, paranoid. Sehingga saya seperti zombie saat itu.

Tanpa melibatkan orang tua karena saya berfikir “kasihan lah mereka masa untuk hal kaya begini saja harus ikut pusing.” Saya mencari tahu sendiri apa yang terjadi dengan kondisi saya.

Pada mulanya saya datang ke Psikolog (di daerah Burangrang Bandung) disitu saya melakukan serangkaian terapi yang membosankan. Tau sendiri kan ya, ditanya-tanya nya kaya wawancara kerja terus yang malah membuat saya semakin tidak nyaman. Dan akhirnya Psikolog itu menawarkan 2 Opsi, dirujuk ke Psikiater untuk diperiksa, atau tes MMPI di laboratorium di jalan Lodaya Bandung (kalau tidak salah ya, maklum sudah lama sekali).

Akhirnya saya memilih tes MMPI. MMPI adalah Minnesota Multiphasic Personality Inventory adalah tes psikometri yang digunakan untuk mengukur psikopatologi orang dewasa di dunia.
Keren banget ya namanya…
Pada saat itu saya dikenakan biaya sekitar 1jt an untuk tes MMPI, tes itu berlangsung sekitar 2-3jam dengan cara saya didalam ruangan sendirian untuk mengisi pertanyaan sebanyak “ratusan“.

 

Stress ga tuh? Soal pertanyaan nya banyaknya ratusan, mana pertanyaannya dibolak balik dan waktunya dibatasi. Hikz hikz tersiksanya hidup ini…

 

1 bulan kemudian Psikiater memanggil saya untuk membacakan hasil test. Dan WOW, ternyata saya didiagnosa oleh Psikiater mengidap penyakit kejiwaan Schizophrenia. Penyakit apaan lagi ini pikir saya saat itu. Dan dokter menyarankan terapi dalam bentuk Obat (obat-obatan penenang tentunya).
Dan dengan MANTAP hati saya tolak jenis pengobatan itu, karena saya tidak mau ketergantungan pada obat.

 

2 tahun berjalan saya mengalami penurunan progress yang buruk dalam mood, pergaulan, rasa takut, produktivitas kerja bahkan sampai masuk UGD. Akhirnya Saya berfikir lagi , “Hemmmhh Okay Saya coba tes MMPI lagi deh.” Maklum waktu itu masih banyak “denial” dalam diri saya.

 

Tahun 2006 saya melakukan tes MMPI kembali dan hasilnya pun tetap sama, Schyzophrenia  meskipun dengan tambahan kecenderungan Bipolar 2, huhuhuuuuu…..
Karena saya membutuhkan produktivitas dan saya ingin merasa “seperti Orang Normal” akhirnya saya menjalankan serangkaian terapi di Klinik Dharmawangsa Jaksel dengan Dr Surilena, yang saya sebut terapi itu adalah serangkaian percobaan obat-obatan 🙂

 

Also Read

Bagikan:

Leave a Comment

For security, use of Google's reCAPTCHA service is required which is subject to the Google Privacy Policy and Terms of Use.