Berdasarkan pengujian saya selama tiga bulan, hanya Mumblenote dan Hedy AI yang mampu menghadirkan voice recorder AI dengan performa mendekati kebutuhan profesional bahasa Indonesia.
Mumblenote unggul dalam transkripsi suara bahasa Indonesia secara natural dan cepat, sedangkan Hedy AI lebih fokus sebagai AI meeting coach dengan UI modern.
Namun, keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan yang harus Anda ketahui sebelum memilih. Jangan sampai Anda mengandalkan aplikasi perekam suara AI yang tidak memahami konteks bahasa Anda.
Pasar aplikasi notetaker otomatis diprediksi tumbuh pesat hingga 35% CAGR di Asia Tenggara hingga 2028, menjadikan voice recorder AI sebagai tools wajib di dunia kerja hybrid saat ini.
Tulisan ini saya buat berdasarkan pengalaman pribadi menggunakan Mumblenote versi Pro beta (melalui undangan tester) dan Hedy AI yang saya beli lifetime dari situs appsumo. Semua pengujian saya lakukan dalam meeting bahasa Indonesia, dengan fokus pada akurasi transkripsi suara otomatis dan kemudahan penggunaan aplikasi catatan suara otomatis.
Aspek Utama | Mumblenote | Hedy AI |
---|---|---|
Transkripsi Suara Bahasa Indonesia | ✅ Cukup akurat (minor kecil) | ⚠️ Cukup baik, masih perlu improvement |
Platform | iOS, Mac (beta) | iOS, Android, Mac |
Rating | 4.4 – 4.5 / 5 | 4.8 / 5 (AppSumo), 5.0 / 5 (App Store) |
Fitur Utama | AI summary, custom prompt, voice recorder AI | AI meeting coach, real-time prompt change |
Harga Bulanan | $9/bulan | €9.99/bulan (~$11) |
Lifetime Deal | ❌ Tidak ada | ✅ $199 Lifetime deal |
Backup & Sync | ❌ Belum support iCloud / Drive | ✅ Sync iCloud |
Cocok Untuk | Freelancer, solopreneur, personal note | Meeting team, multi-device work |
Pernah nggak sih lagi meeting penting, ide-ide keren bermunculan, tapi pas mau dicatat malah kelewatan?
Di zaman serba cepat seperti sekarang, aplikasi voice note terbaik bukan cuma merekam suara, tapi juga bantu kita bikin transkripsi suara bahasa Indonesia yang jelas dan langsung bisa dipakai jadi catatan kerja.
Menurut data Gartner tahun 2025, hampir 70% profesional Asia Tenggara udah pakai AI voice notetaker Indonesia buat bantu meeting remote mereka lebih produktif.
Sebagai orang yang tiap hari meeting, saya ngerasain sendiri gimana voice recorder AI kayak Mumblenote dan Hedy AI bisa ngurangin kerjaan ngetik manual yang makan waktu.
Kalau mau fokus meeting tanpa takut lupa poin penting, wajib banget punya aplikasi perekam suara AI yang akurat.
🎯 Meeting jadi lebih fokus, catatan udah otomatis dibuat.
🎯 Nggak perlu repot pause untuk ngetik ide, tinggal ngomong.
🎯 Support bahasa Indonesia tanpa setting ribet.
🎯 Langsung connect ke WhatsApp, Google Calendar, Apple Reminders.
🎯 Bisa bantu buat daily notes sampai brainstorming tim.
Dari pengalaman saya dan ngobrol sama temen-temen di komunitas teknologi, ini dia tipe orang yang paling cocok pakai aplikasi notetaker otomatis kayak Mumblenote atau Hedy AI:
Siapa yang Pakai | Mumblenote | Hedy AI |
---|---|---|
Freelancer / Solopreneur | ✅ Cocok banget buat ide harian & voice recorder AI | ⚠️ Kurang optimal, lebih ke meeting team |
Startup Founder | ✅ Pas banget buat catat ide startup | ✅ Cocok buat meeting lintas divisi |
Product Manager | ⚠️ Masih terbatas iOS/Mac | ✅ Enak buat cross-device meeting |
Tim Korporasi | ⚠️ Belum maksimal | ✅ Oke buat meeting banyak orang |
Jurnalis | ✅ Mantap buat wawancara | ⚠️ Insight meeting kurang detail |
Content Creator | ✅ Cocok banget buat voice note meeting bahasa Indonesia | ⚠️ Kurang personalisasi konten |
“Jujur aja, tools kayak gini tuh bantu saya banget biar meeting nggak sekadar dengerin, tapi bisa langsung ada output yang bisa dipakai kerja.”
Oke, sekarang kita sampai di bagian yang paling ditunggu-tunggu: mana yang lebih worth it buat dipakai?
Saya udah pakai dua-duanya nih—Mumblenote dan Hedy AI—selama lebih dari 3 bulan. Dan hasilnya?
Ternyata dua-duanya keren, tapi beda banget fokusnya.
Mumblenote tuh kayak teman yang selalu ngerti pas kita ngomong Bahasa Indonesia, nggak cuma ngerti kata-kata tapi juga paham maksudnya.
Kalau Hedy AI lebih kayak asisten meeting modern, yang bisa kasih insight real-time tapi ya… kadang Bahasa Indonesia-nya masih kayak Google Translate versi awal.
Hal yang Dibandingkan | Mumblenote (Mumblenote Review) | Hedy AI (Hedy AI ) |
---|---|---|
Bahasa Indonesia | ✅ Jelas, natural, minim typo | ⚠️ Kadang aneh konteksnya |
Dipakai Buat Apa? | ✅ Daily notes, voice note meeting bahasa Indonesia | ✅ Meeting team, insight real-time |
Fitur Andalan | ✅ AI summary, custom prompt | ✅ Meeting coach, prompt real-time |
Multi-device | ⚠️ Masih di iOS & Mac (beta) | ✅ iOS, Mac ready |
Backup & Sync | ❌ Belum ada iCloud / Drive | ✅ Sync iCloud aman |
Harga | Mulai $9/bulan, no lifetime deal | €9,99/bulan atau $199 lifetime |
Kalau meetingnya pakai bahasa Indonesia, pakai Mumblenote aja. Lebih cepet, lebih natural.
Kalau meetingnya bahasa Inggris, dan timnya lintas device, ya saya belum ada use case.
Mau dipakai buat brainstorming pribadi? Mumblenote juaranya.
Mau meeting cross-device tim? Hedy AI lebih reliable.
“Buat saya pribadi, yang penting itu hasilnya usable, bukan sekadar keren di UI-nya.”
Sekarang mari kita intip seberapa banyak orang yang sudah pakai kedua aplikasi ini.
Jujur aja, data Mumblenote agak susah dicari (mereka masih startup banget), tapi Hedy AI udah lumayan buka-bukaan soal jumlah user-nya.
Yang menarik, walaupun Mumblenote nggak banyak publish data, secara pengalaman saya, justru hasil transkripsi suara bahasa Indonesia-nya lebih stabil dibanding Hedy AI.
Nah, platformnya juga beda banget nih—kalau Hedy AI udah lengkap di semua device, Mumblenote masih fokus di iOS & Mac.
Aplikasi | Jumlah Pengguna Aktif | Platform yang Didukung |
---|---|---|
Mumblenote | Tidak dipublikasikan | iOS, Mac (beta) |
Hedy AI | >10.000 pengguna | iOS, Android, Mac |
Mumblenote kayak artis indie: belum terlalu ramai tapi kualitasnya keren.
Hedy AI lebih kayak startup Silicon Valley yang siap scale up secara global, meskipun untuk transkripsi suara bahasa Indonesia, masih butuh improvement.
“Bukan soal jumlah user dulu, tapi seberapa cocok tools itu bantu kita kerja lebih produktif setiap hari.”
Saat pertama kali pakai Mumblenote, rasanya kayak…
➡️ “Akhirnya ada juga aplikasi yang ngerti pas gue ngomong pakai Bahasa Indonesia biasa aja, nggak terlalu formal, nggak terlalu robotik.”
UI-nya simple, login-nya cepat, dan yang paling penting: hasil voice recorder AI-nya bisa langsung dipakai tanpa edit panjang-panjang.
Tapi ya gitu, karena masih iOS, saya harus tetap pakai Plan B untuk backup di Mac.
Sebaliknya, pas cobain Hedy AI, saya ngerasa:
➡️ “Wah, UI-nya rapi banget nih, enak dipakai buat meeting gede.”
Tapi… begitu meeting pakai Bahasa Indonesia, hasil transkripsinya masih kayak “translate mentah,” belum natural kayak Mumblenote.
“Buat saya pribadi, user experience itu yang paling penting tuh: nggak usah ribet pas mau mulai, dan hasilnya usable tanpa harus edit panjang-panjang.”
Saya nggak cuma mengandalkan pengalaman pribadi. Saya juga cek review di App Store, AppSumo, dan beberapa forum produktivitas.
Hasilnya? Mumblenote dan Hedy AI sama-sama dapet rating bagus, tapi vibe penggunanya beda.
Mumblenote itu banyak dipuji karena simple dan transkripsi suara bahasa Indonesia-nya bener-bener usable.
Sedangkan Hedy AI lebih banyak dipuji soal UI/UX-nya yang enak banget dipakai meeting modern, tapi ya… Bahasa Indonesia-nya masih PR.
Aplikasi | Rating App Store / Review | Jumlah Reviewer | Sumber |
---|---|---|---|
Mumblenote | 4.4 – 4.5 / 5 | Tidak disebutkan | App Store, automateed.com |
Hedy AI | 4.8 / 5 (AppSumo) | 158+ reviewer | AppSumo |
Mumblenote review kebanyakan dari user solopreneur yang meeting sendiri, brainstorming ide, atau voice note meeting bahasa Indonesia.
Hedy AI lebih rame dipakai tim kecil atau medium yang meeting-nya pakai bahasa Inggris.
Mayoritas user Hedy AI kasih bintang tinggi karena lifetime deal-nya yang super hemat, tapi bukan karena akurasi bahasa Indonesia.
“Kalau fokus kamu adalah transkripsi suara bahasa Indonesia, rating tinggi Hedy AI nggak terlalu relevan. Mumblenote lebih ngerti konteks lokal kita.”
Nah, sekarang kita masuk ke pertanyaan klasik: “Berapa sih harganya?”
Kalau bicara soal harga, dua-duanya sebenarnya masih affordable untuk ukuran aplikasi produktivitas, tapi model bisnisnya beda banget.
Mumblenote lebih fokus ke subscription (bayar bulanan atau tahunan), sedangkan Hedy AI kasih opsi lifetime deal $199, cocok buat yang pengen bayar sekali untuk selamanya.
Aplikasi | Paket Gratis | Harga Bulanan (Pro) | Harga Tahunan (Pro) | Lifetime Deal |
---|---|---|---|---|
Mumblenote | ✅ Ada | $9/bulan | $49/tahun (Starter) atau $149.99/tahun (Pro) | ❌ Tidak ada |
Hedy AI | ✅ Ada | €9,99/bulan (~$11) | €99/tahun (~$109) | ✅ $199 |
Kalau mau hemat tahunan, Mumblenote lebih ringan di dompet.
Kalau mau one time payment tanpa mikirin renewal tiap tahun, Hedy AI Indonesia dengan $199 lifetime deal cukup menarik.
Tapi inget ya, fokusnya tetap ke kebutuhan:
➡️ Mumblenote buat transkripsi suara bahasa Indonesia yang natural.
➡️ Hedy AI buat meeting lintas bahasa & device.
“Harga murah tapi nggak sesuai kebutuhan tuh sama aja buang-buang waktu dan uang.”
Setelah saya pakai dua-duanya selama tiga bulan, rasanya udah kayak tau karakter masing-masing.
Kalau boleh saya bilang: Mumblenote itu simple, praktis, dan hasil transkripsinya langsung bisa saya pakai.
Sementara Hedy AI, meskipun keren secara interface, insight-nya masih terlalu “dangkal” kalau dipakai di meeting berbahasa Indonesia.
Aspek Pengalaman | Mumblenote | Hedy AI |
---|---|---|
Akurasi Bahasa Indonesia | ✅ Sangat akurat | ⚠️ Masih miss di beberapa konteks |
Kemudahan Penggunaan | ✅ Simple, nggak ribet | ✅ Modern, tapi lebih ribet untuk single user |
Hasil Catatan Meeting | ✅ Rapi, bisa di-prompt ulang | ⚠️ Insight minim kalau meeting panjang |
Recording Durasi Panjang | ⚠️ Max 2 jam, kadang error | ✅ Aman, tapi insight tetap sedikit |
Backup | ❌ Belum ada local/icloud | ✅ Sudah sync ke iCloud |
Mumblenote: Cocok buat voice note meeting bahasa Indonesia, brainstorming, atau catatan harian. Sayangnya recording max cuma 2 jam dan belum ada backup.
Hedy AI: Karena output yang sedikit tapi waktu record lebih panjang, saya gunakan ini sebai backup
“Saya sih lebih enjoy pakai Mumblenote untuk meeting harian. Hedy AI lebih cocok saya pakai kalau lagi uji coba tools meeting lintas tim internasional.”
Nah, ini dia bagian favorit saya. Kenapa saya betah banget pakai Mumblenote? Karena fiturnya itu nggak lebay, tapi pas banget buat kebutuhan daily productivity saya.
Mulai dari transkripsi suara bahasa Indonesia yang akurat, sampai kemampuan buat olah ulang catatan pakai prompt baru—semuanya praktis banget.
Fitur | Penjelasan Singkat |
---|---|
Voice + Text Input | Bisa rekam suara sekaligus ngetik catatan dalam satu file. |
AI Summary | Langsung bikin highlight otomatis dari seluruh isi meeting atau brainstorming. |
Draft AI Notes | Kumpulin beberapa note, lalu AI bikin rangkuman baru. |
Voice Follow-up | Mau nambah rekaman baru ke note lama? Bisa banget. |
Integrasi | Connect ke WhatsApp, Google Calendar, Apple Reminders, Google Tasks. |
Batasan Rekaman | Max 120 menit per catatan. |
AI summary-nya bener-bener usable. Saya tinggal kasih prompt kayak “Buat jadi email follow-up,” langsung keluar draft-nya.
Integrasinya juga seamless, jadi catatan bisa langsung nyambung ke task list harian tanpa copy-paste manual.
Sayangnya, sampai sekarang belum ada fitur backup lokal atau cloud, jadi agak riskan kalau file-nya error pas recording.
“Saya pakai Mumblenote nggak sekadar rekam meeting, tapi benar-benar bantu saya rangkum ide jadi task yang actionable.”
Nah, kalau pertanyaannya: “Buat transkripsi suara bahasa Indonesia, pilih yang mana?”
Jawaban saya sih jelas—Mumblenote.
Bukan karena saya sponsorin mereka (enggak sama sekali), tapi karena saya ngerasain sendiri bedanya pas meeting bahasa Indonesia.
Mumblenote tuh lebih natural, kayak teman yang ngerti pas kita ngomong biasa.
Sementara Hedy AI, walaupun powerful banget pas meeting pakai bahasa Inggris, kalau dipakai bahasa Indonesia kadang hasilnya terasa seperti auto-translate yang belum sempurna.
Aspek Bahasa Indonesia | Mumblenote | Hedy AI |
---|---|---|
Akurasi Kata per Kata | ✅ Jelas, minim typo | ⚠️ Sering missed di slang & istilah lokal |
Pemahaman Kalimat | ✅ Konteksnya nyambung | ⚠️ Kadang terputus-putus |
Adaptasi Istilah Lokal | ✅ Cepat nangkep | ⚠️ Masih terlalu harfiah |
Output Bisa Diprompt Ulang | ✅ Yes, fleksibel banget | ✅ Ada, tapi hasil akhirnya lebih simple |
Insight Meeting Bahasa Indonesia | ✅ Detail dan actionable | ⚠️ Hanya berupa bullet point umum |
Rekomendasi Saya:
Nggak ada tools yang sempurna, begitu juga dengan Mumblenote dan Hedy AI.
Meski saya suka banget sama hasil transkripsi suara bahasa Indonesia di Mumblenote, saya juga ngalamin beberapa keterbatasan yang cukup mengganggu.
Begitu juga Hedy AI, meskipun fiturnya keren, ada beberapa hal yang bikin saya mikir dua kali buat pakai full time.
Aplikasi | Kelemahan Utama |
---|---|
Mumblenote | – Max rekaman 2 jam per session |
– Beberapa kasus recording hilang saat processing (sudah diperbaiki) | |
– Belum ada backup lokal, iCloud, atau Google Drive | |
– Hanya ada di iOS & Mac (beta) | |
Hedy AI | – Insight meeting panjang terlalu sedikit |
– Bahasa Indonesia belum stabil | |
– Lifetime deal-nya lumayan mahal ($199) kalau cuma dipakai sesekali | |
– Walaupun sync iCloud oke, hasil insight-nya masih perlu edit manual |
Mumblenote: Saya harus inget buat pisahin recording kalau meeting lebih dari 2 jam. Kalau nggak, takutnya file corrupt.
Hedy AI: Walaupun enak dipakai di banyak device, hasil insight-nya kadang terlalu basic kalau meetingnya panjang dan pakai Bahasa Indonesia.
“Menurut saya, lebih baik tahu kekurangan dari awal, supaya kita pakai tools ini sesuai porsinya—bukan berharap semua serba sempurna.”
Jangan asal pilih aplikasi cuma karena rating-nya tinggi atau lagi hype ya. Yang paling penting:
Sesuai nggak sama kebutuhan dan workflow harian kamu?
Buat saya pribadi, aplikasi voice note terbaik itu yang: cepat, akurat, dan nggak bikin ribet di tengah-tengah kerjaan.
✔️ Sering meeting pakai Bahasa Indonesia? → Pilih Mumblenote
✔️ Sering meeting lintas device (Mac, iPhone, Android)? → Pilih Hedy AI
✔️ Butuh transkripsi suara bahasa Indonesia yang natural? → Mumblenote lebih unggul
✔️ Meeting lebih dari 2 jam? → Hedy AI lebih aman dari sisi durasi recording
✔️ Freelancer & solopreneur yang sering catat ide sendiri? → Mumblenote pas banget
Rekomendasi Berdasarkan Tipe Pengguna
Tipe Pengguna | Rekomendasi Aplikasi |
---|---|
Freelancer | Mumblenote |
Startup Founder | Mumblenote (brainstorming), Hedy AI (meeting tim) |
Product Manager | Hedy AI |
Jurnalis | Mumblenote |
Corporate Team (5+ orang) | Hedy AI |
Content Creator | Mumblenote |
“Saya percaya tools yang bagus itu yang bisa bantu kita kerja lebih cepat, bukan yang malah bikin tambah pusing setting-nya.”
Kalau sampai sini kamu masih bingung mau coba yang mana, saran saya simpel:
Download dua-duanya, coba sendiri di meeting kamu, dan rasakan bedanya.
Saya pribadi nggak mau bilang salah satu mutlak lebih baik, karena tiap orang workflow-nya beda.
Tapi yang pasti:
➡️ Kalau mau transkripsi suara bahasa Indonesia yang akurat, saya rekomendasikan Mumblenote.
➡️ Kalau butuh tools meeting lintas device dengan fitur meeting coach, Hedy AI layak dicoba.
🎧 Coba Mumblenote di App Store
Gimana perkembangan dunia voice recorder AI secara global?
Ternyata, bukan cuma di Indonesia yang mulai rame. Asia Tenggara sekarang jadi salah satu market paling cepat tumbuh buat aplikasi transkripsi suara bahasa Indonesia dan voice note meeting.
Menurut laporan Grand View Research dan data internal ProductHunt, pertumbuhan adopsi voice note AI di Asia Tenggara sekarang naik tajam gara-gara:
Kerja remote makin umum
Meeting hybrid butuh transkrip cepat
Bahasa lokal kayak Indonesia, Melayu, dan Thai makin dicari dukungannya.
Wilayah | CAGR (2024 – 2028) | Faktor Pendorong Utama |
---|---|---|
Asia Tenggara | 35% | Remote work, kebutuhan multi-language support |
Amerika Utara | 28% | Corporate adoption & produktivitas tools |
Eropa Barat | 24% | Compliance GDPR dan privacy voice data |
Timur Tengah & Afrika | 19% | Pertumbuhan startup baru di sektor produktivitas |
Indonesia = market digital terbesar di Asia Tenggara.
Hampir 80% meeting remote lokal pakai bahasa Indonesia.
Tapi pemain voice note meeting bahasa Indonesia yang bener-bener support, baru segelintir.
Mumblenote dan Hedy AI berpeluang besar kalau terus optimalkan Bahasa Indonesia.
“Kalau kedua tools ini fokus ke bahasa lokal, saya rasa mereka bisa jadi pemain dominan voice recorder AI di Asia dalam 2 tahun ke depan.”
Selain Mumblenote dan Hedy AI, sebenarnya udah banyak kok aplikasi transkripsi suara otomatis lain di pasar global.
Tapi, dari semua yang saya coba, kebanyakan masih kurang paham konteks bahasa Indonesia.
Misalnya Otter.ai, Notta, sampai Speechify Notes—mereka keren banget buat bahasa Inggris, tapi pas dipakai meeting Bahasa Indonesia… ya gitu, hasilnya kayak translate mentah.
Aplikasi | Dukungan Bahasa Indonesia | Fitur Utama | Kekurangan Utama |
---|---|---|---|
Mumblenote | ✅ Sangat akurat | AI Summary, Prompt Custom | Max 2 jam recording, belum ada backup |
Hedy AI | ⚠️ Belum stabil | AI Meeting Coach, Multi-device | Insight Bahasa Indonesia masih basic |
Otter.ai | ⚠️ Ada, tapi konteks miss | Real-time transcription | Terjemahan bahasa Indonesia terasa kaku |
Notta | ⚠️ Basic banget | Cross-platform transcription | Bahasa Indonesia cuma sebatas text-to-text |
Speechify Notes | ❌ Tidak support | Voice notes + reading | Tidak ada bahasa Indonesia |
Karena saya meeting & brainstorming-nya pakai bahasa Indonesia setiap hari.
Tools global kayak Otter.ai memang kuat banget di bahasa Inggris, tapi saat dipakai buat voice note meeting bahasa Indonesia, hasilnya masih kurang natural.
Sampai saat ini, cuma Mumblenote yang hasil transkripsinya tinggal dipakai tanpa edit panjang-panjang.
“Saya udah coba beberapa tools global, tapi yang bener-bener ‘ngerti’ cara ngomong orang Indonesia ya baru Mumblenote sejauh ini.”
Akhirnya sampai ke bagian paling personal.
Kalau kamu nanya ke saya, “Mana aplikasi voice note terbaik buat meeting dan catatan harian?”
Jawaban saya simpel:
➡️ Pilih yang paling cocok sama cara kerja kamu, bukan yang paling banyak fiturnya.
Saya nggak mau bilang Mumblenote atau Hedy AI mutlak paling bagus. Karena kebutuhan tiap orang beda.
Tapi saya percaya banget:
Kalau kerja kamu mostly Bahasa Indonesia → Mumblenote jelas lebih pas.
Kalau kerja kamu multi-device, meeting bahasa Inggris, dan lintas tim → Ini saya belum bisa jawab.
Banyak banget orang beli tools karena ikut-ikutan tren di Product Hunt atau AppSumo. Padahal belum tentu dipakai maksimal.
Saya lebih suka coba langsung, pakai beberapa minggu, baru deh tentuin mau terus pakai atau uninstall.
“Tools terbaik itu yang bantu kerja kamu lebih tenang dan terstruktur, bukan yang sekadar populer di luar negeri.”
Selama saya pakai dua aplikasi ini, banyak banget teman dan rekan kerja yang nanya hal-hal praktis seputar penggunaannya.
Saya rangkum di sini biar kamu nggak perlu bingung lagi.
Belum. Sampai terakhir saya pakai (Juli 2025), Mumblenote baru tersedia di iOS dan Mac (versi beta).
Bisa banget. Ini salah satu fitur favorit saya.
Misalnya saya mau ubah hasil meeting jadi draft email follow-up, tinggal jalankan prompt baru tanpa harus rekam ulang.
Aplikasi | Backup Cloud | Keterangan Tambahan |
---|---|---|
Mumblenote | ❌ Belum ada | File hanya tersimpan entah dimana |
Hedy AI | ✅ Sync iCloud | Aman, data meeting langsung sinkron di cloud |
❓ Mana yang lebih hemat biaya kalau dipakai jangka panjang?
Aplikasi | Paket Hemat | Notes |
---|---|---|
Mumblenote | $49/tahun (Starter) atau $149.99/tahun (Pro) | Lebih cocok untuk user solo |
Hedy AI | $199 lifetime deal | Investasi jangka panjang, lebih hemat untuk tim |
Saya pribadi belum pernah pakai Hedy AI untuk meeting bilingual secara penuh, tapi dari tes singkat, hasil Bahasa Indonesia-nya masih kurang pas. Untuk bahasa Inggris, kemungkinan lebih stabil.
“FAQ ini saya tulis berdasarkan pertanyaan yang sering banget muncul pas saya sharing soal Mumblenote dan Hedy AI ke teman-teman tech community.”