Hentikan Menjadikan Orang Dengan HIV dan AIDS sebagai Objek

banirisset

gam 10Memperingati Hari AIDS Sedunia (HAS) hari ini, beberapa aktivis Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) penanggulangan AIDS di Bali menyerukan agar Orang dengan HIV dan AIDS (ODHA) tidak terus dijadikan objek. Mereka ingin agar ODHA lebih dilibatkan dalam penanggulangan AIDS di Bali.

 

Ikatan Korban Napza (IKON) Bali, komunitas injecting drug user (IDU) di Bali lewat pernyataan sikapnya meminta agar pemerintah, LSM, maupun lembaga penanggulangan AIDS lainnya menghentikan segala program yang menjadikan orang yang terinfeksi HIV sebagai objek. “Upaya melibatkan ODHA saat ini hanya bersifat formalitas. ODHA diundang rapat tapi hanya untuk menyatakan setuju dengan program yang akan dilakukan pemerintah maupun LSM,” kata I Gusti Ngurah Wahyunda, Koordinator IKON Bali.

Wahyu, mantan IDU yang juga aktivis Yayasan Kesehatan Bali (Yakeba) tersebut memberi contoh penyusunan Peraturan Daerah (Perda) tentang HIV dan AIDS. “ODHA hanya diajak untuk tanda tangan untuk setuju tapi tidak dilibatkan ketika penyusunan,” katanya.

Demikian pula dalam penanggulangan AIDS oleh LSM. Wahyu mengatakan bahwa
ODHA hanya semata menjadi angka dalam program penanggulangan AIDS. “Makanya tiap kali pertemuan koordinasi antara LSM, KPA (Komisi Penanggulangan AIDS), dan lembaga donor, mereka hanya menanyakan soal pertambahan angka. Parahnya lagi LSM-LSM itu terlihat sangat bangga dengan penambahan jumlah klien,”ujar Wahyu.

“Eksploitasi ODHA bukan hanya dilakukan oleh KPA tapi LSM juga,” tambahnya.

Yusuf Rey Noldy, Petugas Pendamping di Yayasan Hatihati mengatakan hal tak jauh berbeda. Menurut Noldy, pemberdayaan ODHA oleh LSM di Bali belum jelas arahnya. Dia mencontohkan adanya pendampingan lewat Kelompok Dukungan Sebaya (KDS) yang sampai saat ini lebih bersifat untuk membagi perasaan ODHA sebagai orang yang patut dikasihani.

“Kami hanya datang, duduk, lalu nangis bersama setelah saling berbagi perasaan. Yang lebih penting kan setelah itu lalu apa,” kata Noldy.

“Sampai saat ini KDS-KDS yang ada hanya menekankan pada jumlah ODHA. Jadi yang datang adalah orang yang akan mengakui statusnya sebagai ODHA sehingga satu sama lain bisa meringankan beban,” tambahnya.

Also Read

Bagikan:

Tags

12 thoughts on “Hentikan Menjadikan Orang Dengan HIV dan AIDS sebagai Objek”

  1. mbok ya dirapiin tuh tulisannya. agak berantakan soale. 🙂

    btw, kok pake platform blogspot sih. jd agak ribet pas mau komen. 🙂

    Reply
  2. Tak kirain kata KDS tadi tuh inisial namaku. eh,ndak tahunya singkatan dari Kelompok Dukungan Sebaya tho,hi,..hi..malu gw..

    Reply
  3. Nie mah obyek mencari nafkah di atas penderitaan…
    Bukankah ini sudah menjadi rahasia umum di dunia HIV dan praktek ini memang di langengkan untuk keberlangsungan program. dan 'mungkin' ada pendapat bagi orang yang mempunyai orientasi tertentu ini sebagai hal yang halal 🙁

    "Malah" yang coba saya sikapi adalah data estimasi -Orang Dengan HIV- kenapa selalu fantastis datanya, secara sempit saya mempunyai pandangan bahwa hal tersebut mengindikasikan bahwa daerah tersebut perlu dana penanggulangan HIV(besar), nah ini juga perlu di cermati…
    apakah ini di pergunakan untuk menarik investor (donor) atau menarik respon kepedulian para pemimpin (dengan menakut2i data di daerahnya)

    Karena rumus data estimasi variabelnya yang njlimet (ribet) berdampak pada data nasional;regional;lokal tidak sama…

    Apakah ini di permainkan untuk kepentingan tertentu, mari kita sikapi!!

    Reply

Leave a Comment


For security, use of Google's reCAPTCHA service is required which is subject to the Google Privacy Policy and Terms of Use.