Bunga dan Tembok
Seumpama bunga
Kami adalah bunga yang tak
Kau hendaki tumbuh
Engkau lebih suka membangun
Rumah dan merampas tanah
Seumpama bunga
Kami adalah bunga yang tak
Kau kehendaki adanya
Engkau lebih suka membangun
Jalan raya dan pagar besi
Seumpama bunga
Kami adalah bunga yang
Dirontokkan di bumi kami sendiri
Jika kami bunga
Engkau adalah tembok itu
Tapi di tubuh tembok itu
Telah kami sebar biji-biji
Suatu saat kami akan tumbuh bersama
Dengan keyakinan: engkau harus hancur!
Dalam keyakinan kami
Di manapun – tirani harus tumbang!
(Wiji Thukul)
cool
Bunga itu akan selalu memberi bau yang harum bagi siapapun yang melewatinya …
wiji thukullll… saya punya bukunya…. tapi saya paling suka “Sajak Suara” karena sesungguhnya suara itu tak bisa diredam (meskipun) mulut bisa dibungkam… huehuehuehue
wogh… ini puisi dari buku apa ya? keren ya..
dan seperti menjaga bunga, tak seorangpun kuizinkan membuatnya layu. apalagi,bunga itu telah bertunas, berkembang biak kemana mana. sungguh,tak seorangpun kuizinkan menghancurkannya.
bumiku dan bumimu sama, memberikan kehancuran pada penghuninya. lalu,untuk apa kita anggap bumi kita itu masih ada?
lupakan saja sobat,dan kita bangun bumi baru,bagi kita, bagi semangat kita yang telah tumbuh.
Sajak Suara
Wiji Thukul
sesungguhnya suara itu tak bisa diredam
mulut bisa dibungkam
namun siapa mampu menghentikan nyanyian bimbang
dan pertanyaan-pertanyaan dari lidah jiwaku
suara-suara itu tak bisa dipenjarakan
di sana bersemayam kemerdekaan
apabila engkau memaksa diam
aku siapkan untukmu: pemberontakan!
sesungguhnya suara itu bukan perampok
yang ingin merayah hartamu
ia ingin bicara
mengapa kau kokang senjata
dan gemetar ketika suara-suara itu
menuntut keadilan?
sesungguhnya suara itu akan menjadi kata
ialah yang mengajari aku bertanya
dan pada akhirnya tidak bisa tidak
engkau harus menjawabnya
apabila engkau tetap bertahan
aku akan memburumu seperti kutukan
seumpama bunga….
akh..mendingan diriku tidak manganggap dirimu bunga biar diriku bebas menghancurkanmu kapan aja semauku…wakakak
Sorry mas aku nggak sebegitu tau puisi.. 😀 jadi bingug buat nangkep apa maksud itu semua.
Wahhhh Emank patut dibaca nih mas
bunga itu indah, namun terkadang bunga juga bisa menyakitkan seperti bunga mawar dengan durinya….
sip sip… memang dalem sekali maknanya
cie2….
ada apa dengan bunga om?
padahal bungan kan bikin wangi hidup ya..
napa musti dirontokan om? hue..he…
😮 😮 😮 😮 😮 😮
Wow! blogger pujangga!
ternyata bunga memang slalu membuat suasana hati menjadi senang
dalem banget maknanya…bikin terharu
” Sajak suara ” yg di atas ada lagunya bro.. ku barudak cicadas beja namah.. ngan ketua band na beja namah aliran kiri uy..
tapi emang keren2 lagu namah seh
wow puisinya keren.. tp apa hubungan bunga ama tembok ya? hehe
dalem banget maknanya…bikin terharu
wiji thukullll… saya punya bukunya…. tapi saya paling suka "Sajak Suara" karena sesungguhnya suara itu tak bisa diredam (meskipun) mulut bisa dibungkam… huehuehuehue
Sajak Suara
Wiji Thukul
sesungguhnya suara itu tak bisa diredam
mulut bisa dibungkam
namun siapa mampu menghentikan nyanyian bimbang
dan pertanyaan-pertanyaan dari lidah jiwaku
suara-suara itu tak bisa dipenjarakan
di sana bersemayam kemerdekaan
apabila engkau memaksa diam
aku siapkan untukmu: pemberontakan!
sesungguhnya suara itu bukan perampok
yang ingin merayah hartamu
ia ingin bicara
mengapa kau kokang senjata
dan gemetar ketika suara-suara itu
menuntut keadilan?
sesungguhnya suara itu akan menjadi kata
ialah yang mengajari aku bertanya
dan pada akhirnya tidak bisa tidak
engkau harus menjawabnya
apabila engkau tetap bertahan
aku akan memburumu seperti kutukan